Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com

Senin, April 30, 2012

Alur Cara Diagnosa TB Paru

Alur Diagnosa TB Paru

Sumber: Tuberkulosis, Pedoman Diagnosa dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI)


Jangan Mau Jadi Dokter Umum


Orang Bodoh yang Disebut Dokter Umum

Di mata masyarakat awam, sejak dulu sampai sekarang, selalu ada persepsi bahwa menjadi dokter itu enak karena akan mapan secara ekonomi. Mungkin itu yang berlaku jika sudah menjadiseorang dokter spesialis. Tapi apakah hal demikian juga berlaku bagi para dokter umum?

Marilah kita lihat perjalanan seseorang untuk menjadi dokter umum. Ketika tamat SMU, untuk masuk fakultas kedokteran maka orangtua calon mahasiswa FK harus menyiapkan biaya mulai dari uang masuk yang besarnya puluhan juta hingga ratusan juta rupiah, kemudian uang semesteran dan lain-lain yang besarnya jutaan rupiah per semester. Belum lagi uang untuk membeli textbook yang umumnya impor ataupun terjemahan dengan harga yang dari puluhan ribu hingga jutaan (atlas anatomi Sobotta sekitar 1,2 - 1,4 juta/set) serta uang untuk membeli peralatan kedokteran yang standar (stetoskop, palu reflek). Lalu ketika menjalani kepaniteraan klinik/ masa co ass/ magang di RS pendidikan, maka masih dikenakan pula biaya untuk magang, seperti yang sempat dihebohkan adalah di Sulawesi Selatan karena diminta sebesar Rp. 60.000/minggu. Itu semua belum termasuk biaya hidup selama menempuh pendidikan yang lamanya sekitar 5-6 tahun.

Rabu, April 25, 2012

Otitis Media alias Congek / Curek

          
A. Otitis Media Akut
          Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media adhesiva.
           Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani. Pada pemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah. Terjadinya efusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada membran timpani atau bulging, mobilitas pada membran timpani, terdapat cairan di belakang membran timpani, dan otore.
           Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang tersering. Menurut penelitian, 65-75% kasus OMA dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. Kasus lain tergolong sebagai non- patogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya. Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae (40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% kasus dijumpai patogen-patogen yang lain seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic), Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif. Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif banyak ditemukan pada anak dan neonatus yang menjalani rawat inap di rumah sakit.
           Virus juga merupakan penyebab OMA. Virus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan dengan bakteri patogenik yang lain. Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak, yaitu respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus. Virus akan membawa dampak buruk terhadap fungsi tuba Eustachius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adhesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya. Dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR) dan virus specific enzyme-linked immunoabsorbent assay (ELISA), virus-virus dapat diisolasi dari cairan telinga tengah pada anak yang menderita OMA pada 75% kasus (Buchman, 2003).
           Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba Eustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain.
           Faktor umur juga berperan dalam terjadinya OMA. Peningkatan insidens OMA pada baydan anak-anak kemungkinan disebabkan oleh struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba Eustachius. Selain itu, sistem pertahanan tubuh atau status imunologi anak juga masih rendah. Insidens terjadinya otitis media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan.

Derajat Parrish Untuk Gigitan Ular



Derajat Parrish (Gigitan Ular)
1.       Derajat 0
-          Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
-          Pembengkakan minimal diameter 1 cm
2.       Derajat 1
-          Bekas gigitan 2 taring
-          Bengkak dengan diameter 1-5 cm
-          Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam
3.       Derajat 2
-          Sama dengan derajat 1
-          Ptechiae, echimosis
-          Nyeri hebat dalam 12 jam pertama
4.       Derajat 3
-          Sama dengan derajat 2

Sabtu, April 21, 2012

Jenuh


Ternyata hati, tak bisa berdusta
Meski ku coba, tetap tak bisa
Dulu cintaku, banyak padamu
Entah mengapa, kini berkurang

Reff :

Maaf, aku jenuh padamu
Lama sudah kupendam
Tertahan di bibirku
Mauku tak menyakiti
Meski begitu indah
Ku masih tetap saja.... Jenuh ....

Tahukah kini, kau kuhindari
Merasakan kau, ku lain padamu
Kini temukan, hanya cinta saja
Sementara kau, merasa cukup.


"Jenuh - Rio Febrian"

Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi


               Hipertensi bagi orang awam atau bahkan tenaga kesehatan sendiri sering diartikan sebagi tekanan darah di atas 120 mmHg. Definisi tersebut memang tidaklah sepenuhnya salah. Hipertensi yang sebenarnya adalah naiknya tekanan darah pada seseorang dari rata-rata normal. Banyak orang bahkan tenaga kesehatan sendiri ketika menjelaskan kepada pasien bahwa tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan usia. (Pada suatu percakapan, seseorang atau tenaga kesehatan sering berkata: Oh, tekanan darahnya normal koq Bu. sesuai lah sama usia Ibu!)  Hal tersebut pun tidak sepenuhnya salah (red: lebih banyak salahnya). Hipertensi pada orang tua tidak akan terjadi selama faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam keadaan sehat.(lihat bagian fisiologi tekanan darah) Di Bagian Anak FK UNSRI Palembang sendiri, Usia juga menentukan pada ukuran berapa tekanan darah seorang anak dianggap normal walaupun secara tidak langsung. Tekanan darah pada anak berhubungan dengan berapa tinggi seorang anak berdasarkan usia (maksudnya adalah berhubungan dengan persentil berapa tinggi seorang anak dengan jenis kelamin yang sama dari rata-rata normal anak seusianya). Dalam hal ini, jelas usia tidak berpengaruh langsung terhadap tekanan darah. Sedangkan di bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRI Palembang digunakan standar Sevent Report of the Joint National Committee yang tidak mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan usia tetapi berdasarkan seberapa besar resiko terjadinya komplikasi pada tekanan darah tertentu.
Saat ini hipertensi masih menjadi permasalahan di berbagai negara. Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003). Berdasarkan data dari Sevent Report of the Joint National Committee, Kenaikan tekanan darah pada usia 50 tahun di atas 140 mmHg meningkatkan kemungkinan terjadinya resiko CVD. Angka ini dimulai dari tekanan darah sekitar 115/75 dan meningkat dua kali lipat setiap kenaikan 20/10 mmHg. Makin tinggi htekanan darah seseornag, maka akan semakin meningkat pula resiko utnuk terjadinya CVD. Selain CVD, penyakit lain yang resikonya meningkat adalah serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
                Pada pengukuran tekanan darah di klinik, berdasarkan Sevent Report of the Joint National Committee, pasien harus duduk dulu sekitar

Selasa, April 17, 2012

Mari Bercinta

* Kadal aja romantis. pake' acara ngasih bunga segala!!!!hehehe

Fotografer: Alexey Tymoshenko. Kiev, Ukraina

Senin, April 16, 2012

Baca EKG (Elektrokardiograf) a.k.a Rekam jantung Tingkat Dasar

                EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:
  • Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang ada pada jantung. 
  • Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai  sumber primer dan nodus atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.
  • Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.
  • Arah aliran listrik ini mengarah ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).

Jumat, April 13, 2012

Tatalaksana Rabies


Rabies adalah penyakit infeksi akut pada Sistem Saraf Pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan menular rabies terutama anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Penyakit rabies atau penyakit anjing gila, merupakan penyakit yang bersifat fatal atau selalu diakhiri dengan kematian bila tidak ditangani dan diobati dengan baik. Telah dilaporkan 98 persen kasus rabies di Indonesia ditularkan akibat gigitan anjing dan 2 persen akibat gigitan kucing dan kera.

Gejala Klinis

1.      Stadium Prodromal
Gejala awal berupa demam, malaise, mual, dan rasa nyeri di tenggorokan dalam beberapa hari.

2.      Stadium Sensoris
Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsang sensorik.

Dokter dan Jas Dokter

               
           DOKTER. Cita-cita yang bagi sebagian orang masih dianggap sebagai cita-cita yang tinggi. Menjadi dokter merupakan sebuah prestise bagi sebagian besar orang. Sebagian besar anak kecil ketika ditanya tentang cita-citanya, pasti akan menjawab menjadi dokter. Sisanya baru menjawab ingin menjadi guru, pilot, dan berbagai profesi yang memiliki prestise lainnya. Namun tahukah mereka siapa itu dokter?  Tahukah mereka beratnya gelar yang disandang sebagai seorang dokter? Menurutku, tidak banyak orang yang tahu apa itu dokter. So, baiklah. Kita bahas sedikit sebagai suatu pencerahan tentang siapa itu dokter. Sosok dibalik jas putih ajaib, dimana sebagian besar orang akan terpesona dan menganggap sosok ini orang yang sangat cerdas.
           Dokter. Menurut Kode etik kedokteran, “.... pada kata dokter tersimpul bahwa pemilik gelar tersebut itu ialah ahli dalam ilmu kedokteran yang cukup berpengetahuan untuk memberikan pengobatan atau nasehat kepada pasien penyakit apapun” Jelas disini tertulis bahwa seorang dikatakan sebagi dokter jika ia “ahli dalam ilmu kedokteran”. Mari kita tinjau lagi kata “ahli”. Apa itu ahli? Seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah. Seorang ahli haruslah mempunyai kemampuan kepakaran yang meliputi:
  1. Dapat mengenali (recognizing) dan merumuskan masalah
  2. Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat
  3. Menjelaskan solusi
  4. Belajar dari pengalaman
  5. Restrukturisasi pengetahuan
  6. Menentukan relevansi/hubungan
  7. Memahami batas kemampuan
          Dibalik itu semua, hendaknya disadari bahwa siapa itu dokter menurut UU Praktek Kedokteran No 9 Tahun 2004. Dalam UU ini disebutkan bahwa “Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Dengan kata lain, seorang dapat dikatakan sebagai dokter apabila ia telah memenuhi kompetensi yang disyaratkan untuk bisa “lulus” dan “diakui oleh peraturan perundang-undangan”. Untuk menjalankan sebuah praktek kedokteran UU ini mensyaratkan adanya Sertifikat Kompetensi. Diman dalam UU ini juga dijelaskan bahwa “Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi”.
           Dari dua paragraf di atas saja sudah jelas bahwa seorang dikatakan “dokter” apabila ia adalah pakar dalam kedokteran yang dapat menguasai, menyelesaikan, menjelaskan masalah kedokteran dan memahami batas kemampuannya. Dan secara peraturan perundang-undangan, seorang dikatakan dokter apabila ia lulus pendidikan dokter dan diakui oleh peraturan perundang-undangan melalui sertifikat kompetensi.
Bagaimana dengan Snelly a.k.a Jas Dokter? Secara harafiah Jas Dokter berarti jas milik dokter atau jas yang khusus dipakai oleh dokter. Jas dokter adalah jas yang hanya boleh dipakai oleh  dokter. Karena Jas Dokter adalah identitas seorang dokter, maka makna dari jas dokter itu sendiri harus mengikuti arti kata dokter yang ada dibelakangnya. Secara singkat maka jas dokter dapat diartikan jas yang hanya boleh dipakai oleh pakar dalam kedokteran yang dapat menguasai, menyelesaikan, menjelaskan masalah kedokteran dan memahami batas kemampuannya serta lulus pendidikan dokter dan diakui oleh peraturan perundang-undangan melalui sertifikat kompetensi kedokteran.
Nilai atau makna dan kesakralan dari jas dokter itu sendiri akan berkurang dan bahkan hilang jika yang memakai tidak atau belum berhak menyandang gelar dokter karena kompetensi yang kurang atau belum cukup. Dan kesakralan jas dokter itu sendiri akan benar-benar hilang di mata masyarakat jika masyarakat sendiri menemukan bahwa “dokter” yang memakai jas itu sendiri kurang kompeten dalam bidang yang ditekuninya.
Jadi, Masihkah kita bangga dipanggil “dokter” dan mengenakan “jas sakral” tersebut sedangkan kita sendiri sebenarnya tidak berhak? Diri kita sendiri yang mampu menjawab.
Note:
Tulisan ini kuhadiahkan kepada teman seperjuanganku selama KOAS (Irham Arif Rahman, S.Ked, Vicky Candra S.Ked, Hediaty Syafiera, S. Ked, Pramita Rusdana Dewi, S.Ked, dan Prisya Dhiba Ramadhani, S.Ked) sekaligus menanggapi keluhan seorang adik tingkat yang mengatakan malu bertemu dengan KOAS a.k.a Dokter Muda dari FK Universitas lain se-kota yang mengenakan jas dokter sedangkan KOAS dari FK UNSRI tidak. Ia mengeluh hanya karena KOAS dari Universitas yang memakai jas dokter tersebut dipanggil “dokter” sedangkan mereka dipanggil “suster”.
Jangan malu ketika mereka dipanggil dokter dan kita tidak! Tunjukkan bahwa kita yang masyarakat panggil “suster” hanya karena pakaian memiliki kompetensi yang lebih dari mereka.
HIDUP FK UNSRI!

Kamis, April 12, 2012

Plantar Fasciitis

Sering merasa Nyeri Tumit di pagi hari
mungkin Plantar Fasciitis!!
Plantar Fasciitis adalah inflamasi pada fascia plantar yaitu sebuah ligamen pada arkus kaki. Penyakit ini terjadi ketika fascia plantaris teregang karena elevasi atau penggunaan berlebihan, cara berjalan yang salah, atau proses penuaan. Penyakit ini juga sering terjadi pada orang-orang yang kelebihan berat badan. Karena ligamen teregang menyebabkan jarinagn lunak pada fascia plantar robek. Biasanya terjadi pada titik dimana ligamen melekat pada tulang tumit. Dalam keadaan normal, plantar fascia bekerja seperti sebuah serabut-serabut penyerap kejutan (shock-absorbing bowstring), menyangga lengkung dalam kaki. Tetapi, jika tegangan pada serabut-serabut tersebut terlalu besar, maka dapat terjadi beberapa robekan kecil di serabut-serabut tersebut. Bila ini terjadi berulang-ulang maka fascia akan teriritasi atau meradang.
Nyeri tumit adalah gejala yang sering dikeluhkan pada pasien dengan plantar fasciitis. Plantar fasciitis menyebabkan nyeri seperti ditusuk atau terbakar yang biasanya bertambah buruk pada pagi hari karena fascia meregang sepanjang malam. Segera setelah berjalan beberapa saat, nyeri yang dirasakan biasanya berkurang, tetapi

Selasa, April 10, 2012

Community Assessment

Community Assessment
oleh:  
Pramita Rusdana Dewi, S.Ked*, Yusalin Efriliani, S.Ked*, M. Alif Fathur Rahman, S.Ked*, 
Hendra Nopriansyah, S.Ked*, Biana Lisa, S.Ked*, Prisya Dhiba Ramadhani, S.Ked*.

Pembimbing: dr. Mariatul Fadillah, MARS**

* Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas FK UNSRI
** Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas FK UNSRI

 
BAB I
PENDAHULUAN
Community assessment adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan informasi mengenai kebutuhan masyarakat dan besarnya kapasitas atau kekuatan yang ada dimasyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam suatu program perencanaan, community assessment merupakan bagian terpenting karena fokusnya bersumber dari komunitas. Penilaian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu yang dapat menyebabkan dampak besar pada suatu komunitas. Communtity assessment memungkinkan untuk menentukan apakah telah terjadi perubahan kebutuhan penduduk di suatu wilayah.
            Kegiatan diawali dengan mengumpulkan sejumlah warga dalam suatu rapat/pertemuan kemudian membentuk suatu visi dan prioritas masalah yang membutuhkan suatu penyelesaian. Kerjasama ini terjadi antara masyarakat lokal yang menyediakan sarana berupa yayasan untuk community assessment. Di dalam sarana tersebut terdapat tenaga ahli profesional dalam menyelesaikan masalah dan masyarakat lainnya yang mudah dipengaruhi oleh rencana perubahan. Penilaian diperoleh dengan banyak teknik misalnya dengan wawancara, fokus groups, forum- forum publik ataupun mengamati data demografis yang dikumpulkan oleh perwakilan masyarakat setempat. Penilaian masyarakat dilakukan secara menyeluruh dengan melihat seluruh aspek, sistem, dan anggota masyarakat.
Community assessment berfokus pada aset lokal, sumber daya, aktivitas, kesenjangan serta hambatan atau kebutuhan yang muncul. Keberhasilan dapat terlihat dari segi pemahaman, ketepatan dalam penggunaan dan informasi akurat untuk membuat suatu keputusan. Hasil program community assessment dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masyarakat, menangkap kecenderungan data internal dan eksternal, upaya advokasi dukungan, dan perencanaan program.