Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, Desember 11, 2009

Jaras Sensasi Somestesia


Mampukah kalian bayangkan, jika Allah SWT tak menciptakan suatu system yang mampu membuat kita mengenal dunia di luar tubuh kita? Suatu system yang mampu mengenalkan kita pada dunia di luar tubuh kita. Dalam dunia ilmu pengetahuan, system tersebut dinamakan system sensori.
Semua perasaan yang dirasakan pada bagian somatopleura dinamakan somestesia. Somestesia sendiri ada dua bentuk. Pertama, perasaan yang menyakitkan disebut protopatik. Dan kedua, perasaan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri disebut propioseptif.
Nah, bagaimana perasaan-perasaan ini dijalarkan sehingga kita bisa merasakannya? Inilah yang akan kita coba untuk diketahui.
Pertama-tama, segera setelah memasuki radix dorsalis, serabut saraf besar penghantar sensasi sensori segera terbagi menjadi cabang lateral dan cabang medial. Cabang medial akan naik melalui kolumna dorsalis untuk melanjutkan perjalanan ke medulla oblongata. Sedangkan cabang lateral akan bersinaps pada lamina-lamina yang ada di substantia grisea medulla spinalis. Dari sini mereka akan melakukan tiga fungsi;
1.      Beberapa akan mengeluarkan serabut kedua yang akan masuk kembali ke kolumna dorsalis untuk mengisi sekitar 15 % dari jaras kolumna dorsalis. Beberapa serabut kedua yang lain akan memasuki kolumna posterolateralis untuk membentuk traktus spinoservikalis yang kemudia akan bergabung kembali dengan system kolumna dorsalis di leher.
2.      Menimbulkan reflex medula spinalis.
3.      Membentuk serabut kedua yang menuju ke substantia alba sisi ipsilateral untuk membentuk traktus spinoserebellaris dorsalis dan lateralis. Serabut ini yang akan membandingkan keadaan setiap bagian tubuh dengan respon motoriknya.
Selanjutnya, semua sinyal sensori akan dibawa melaui dua jaras yakni jaras kolumna dorsalis-lemniskus medialis dan jaras anterolateralis yang kemudian akan diteruskan ke girus post sentralis sisi kotralateral.
Jaras kolumna dorsalis-lemniskus medialis. Dari kolumna dorsalis, serabut syaraf akan menuju ke

Rabu, Desember 02, 2009

Manfaat dan Fakta seputar ASI

ABSTRAK
MANFAAT DAN FAKTA SEPUTAR ASI
Oleh
Hendra Nopriansyah, Bela Ronaldoe, dan M . J . Erwin Halim
    ASI adalah cairan menyerupai susu yang bernilai gizi dan nutrisi yang berasal dari seorang ibu untuk keperluan makan dan minum bayi. Pada periode awal setelah melahirkan, ibu akan dapat mengeluarkan ASI melalui puting susunya (biasanya hari ke-3 atau ke-4). ASI yang diberikan kepada bayi tanpa ada tambahan cairan lain seperti  susu formula , jeruk , madu , air teh , air putih , serta tanpa makanan padat termasuk makanan pendamping seperti pepaya , pisang , bubur susu , bubur nasi , biskuit , dan tim disebut ASI eksklusif.
          Seorang ibu secara alami menghasilkan ASI segera setelah melahirkan buah hatinya meski biasanya belum bisa dikeluarkan lewat puting susu. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi tertinggi dibandingkan semua makanan bayi yang pernah dibuat oleh manusia dengan segala teknologi modernnya ataupun yang secara alami ada pada susu hewan, seperti susu sapi , susu kerbau , atau susu kambing.  
          ASI  diberikan kepada bayi sampai ia berumur 6 bulan. Setelah melewati masa 6 bulan tersebut, dibarengi dengan pemberian makanan pendamping ASI hingga periode 18 bulan ke depan. Hal ini merupakan suatu fakta ilmiah yang telah ditemukan bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat ditinjau dari segala aspek terutama kesehatan bayi. (Tinjauan pustaka: adopsi dari Rex D.

Minggu, November 29, 2009

Tata Kelola SDM Kader Dakwah

Tak bisa dipungkiri, bahwa kebutuhan akan kader dakwah kampus yang berkualitas sangat dibutuhkan. Mereka sangat dibutuhkan dalam kehausan yang sekarang mendera. Kehausan akan sebuah sosok yang mampu mengubah nasib bangsa ini. Yang dimulai dari lingkungan terkecil berupa keluarga, yang diteruskan hingga ke kampus. Dan akhirnya diharapkan mampu membangun Negara ini untuk menjadi lebih baik.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa al-Fath akan direngkuh dengan persiapan baik, berupa ruhiyah, fisik, keahlian dan kompetensi, fikrah, dan sebagainya. Untuk itu tata kelola SDM yang akan menjadi kader dakwah sangat dibutuhkan.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”(QS. Al-Anfal : 60)
Ada beberapa komponen yang menyusun sebuah umat yaitu:
1. Manhaj. Manhaj berarti konsep. Sebuah konsep yang menjadi landasan dalam kehidupan umat. Yaitu sebuah konsep dimana islam tegak di dalamnya dan Al-Qur’an hidup di dalamnya.
2. Para kader dan pemimpinnya. Dalam system ke-umatan yang akan dibangun dalam masyarakat kampus sangat diharapkan adanya kader-kader dan pemimpin. Dimana kebaikan-kebaikan yang terserak di dalam suatu system ke-umatan yang akan dibentuk di kampus terkumpul dalam diri mereka.
3. Bassis massa dimana yang terdapat di dalamnya adalah orang-orang amah yang mendukung pergerakan. Sebuah bassis yang dimulai dari sebuah lingkup kecil yang akan melahirkan kekuatan besar.
4. Eksistensi Waktu.
Dalam membentuk sebuah kader dakwah diperlukan adanya tahapan-tahapan yang menjadi sunnatullah. Tahapan tahapan tersebut meliputi:
1. Membangun bassis kader. Sangat dimaklumi bahwa menyiapkan kader dakwah sangat berbeda dengan membina masyarakat secara umum. Dalam hal ini, tidak cukup hanya ta’lim, tabligh, dan segala kegiatan islam yang harus dilaksanakan dalam membina kader dakwah. Mereka yang disiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin dalam dakwah perlu dibekali dengan keadaan nyata. Sebuah realita yang harus mereka hadapi saat mereka menjadi kader dan pemimpin dalam sebuah dakwah. Yang kemudian akan mengajarkan kepada mereka bagaimana standar hidup seorang pemimpin dan kader dakwah.
2. Membangun bassis massa. Ketika mereka telah siap diterjunkan ke relaita sebenarnyaa. Maka hal yang selanjutnya yang harus dilakukan adalah membangun bassis massa. Konsepnya adalah member manfaat dan kemanfaatan bagi massa kampus. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama semua kader dakwah, terkhusus bagi Syi’ar yang harus mempberikan pelayanan kepada massa kampus.
3. Membangun bassis institusi. Hal ini ditujukan agar dakwah yang dilakukan mempunyai legalitas dan formalitas yang kuat. Sebuah kepastian yang akan mendukung agar sebuah dakwah kampus diakui eksistensinya di kalangan petinggi kampus. Juga untuk mempermudah penyampaian syi’ar-syi’ar islam.
4. Membangun kampus secara menyeluruh. Hal ini adalah sebuah keadaan dimana seluruh civitas akademika sebuah kampus ikut serta di dalamnya.
Tahapan di atas tidaklah mutlak. semua tergantung dari keadaan kampus masing-massing. Semuanya dijalankan secara berkesinambungan. Bukan berarti setelah terbentuknya sebuah kelembagaan, maka tugas-tugas pengkaderan terhenti. Karena tiap tahunnya pasti ada yang masuk dan ada yang keluar.
Dalam sebuah kaderisasi sangat dibutuhkan adalnya muwashafat yang ingin dikehendaki dari sebuah Lembaga Dakwah Kampus. Muwashafat ini pun terbagi menjadi dua yaitu general dan spesifik. Karena sebuah