Aku Kangen, akhir-akhir
ini, aku kangen. Aku kangen, teringat kau yang tak boleh aku ingat. Tentang kasih
tak sampai. Sedih, teringat kenangan 6 tahun silam. Ya, tepat hari ini, tanggal
ini, 6 tahun silam. Aku masih mengingatnya dengan baik. Tepat hari ini, untuk pertama kalinya aku ucapkan kata "yang bagiku
sakral" itu pada seorang wanita. Dan sampai sekarang belum pernah aku katakan lagi pada siapapun. Seorang wanita yang bagiku saat itu adalah
sosok sempurna bak bidadari. Masih ingatkah kau saat-saat itu? Saat-saat
sempit. Seakan tak akan ada waktu lagi untuk mengatakannya kecuali saat itu.
Karena perpisahan akan segera menghampiri kau dan aku.
Ternyata aku juga bisa jatuh cinta. Cinta
pertama yang akan mengawali cinta-cinta berikutnya. Tapi, apakah sudah ada yang bisa menggantikanmu? Awal-awal tahun perpisahan kau dan aku, tak ada. Namun, sampai kini hanya ada satu yang merasuk ke hati seperti apa yang pernah aku rasakan padamu dulu. Ya, Tak ada lagi. Hanya satu. Tetapi apakah kau tergantikan? Tidak. Kau tetap di hati walau kau hanya bertengger pada posisi kedua.
Oh, ya. Aku lupa menanyakan ini padamu. Apa kabar kau disana? Bagaimana
hari-hari yang telah kau lalui semenjak kau dan aku berpisah. Dengan siapa kau
sekarang? Aku hanya bisa memikirkanmu saja tanpa tahu apakah kau juga memikirkanku. Aku tahu, pasti "tidak". Yang
aku tahu hanya tinggal kota tempatmu saja. Tak lebih. Foto-fotomu, Nomor Handphonemu, Telepon rumahmu, dan Alamatmu yang kau beri saat kau dan aku hampir berpisah
pun aku tak memilikinya lagi. Semenjak kau dan aku berpisah, hanya satu kali aku bertemu kau lagi. Saat Ramadhan, 3 tahun silam.
Kadang tersadar olehku, kau
bukan siapa-siapa untuk aku ingat. Bukan siapa-siapa untuk aku rindukan. Bukan
pula siapa-siapa untuk aku impikan. Ya, kau
bukan siapa-siapa. Bukan siapa-siapa pula untuk aku pikirkan. Kau hanyalah kenangan dalam memori otak yang hanya perlu disimpan tidak untuk dibuka kembali.
Namun, aku lagi-lagi tak
bisa menganggapmu tak ada. Mustahil bagiku untuk menggapmu tak pernah hadir
dalam hidupku. Mustahil pula untuk melupakanmu. Semua hanya membuat perih. Mengganggapmu
tak ada dan tak pernah hadir dalam hidupku hanya membuat diriku sakit.
Kau memang bukan
siapa-siapa untuk aku impikan. Tapi, untuk kali ini izinkan aku bermimpi
tentang kau. Ya, hanya membawamu dalam mimpiku. Tentang kenangan indah yang kau
pun tak tahu bahwa kebersamaan kau dan aku saat itu adalah saat-saat bahagia
bagiku. Ya, saat SMA kita dulu.
Aku sadar. Sepenuhnya sadar.
Bahwa tak akan ada kata KITA dalam kamus kehidupan kau dan aku. Yang ada hanya
KAU dan AKU tanpa embel-embel KITA.
Special for: "Dia".
"Merindumu semudah mengedipkan mataku, tak terhitung bahkan tak perlu terencana"_falafu_
"Aku tak punya alasan untuk mencintaimu, aku hanya mencintaimu saja" _falafu_
"Aku tak punya alasan untuk mencintaimu, aku hanya mencintaimu saja" _falafu_
0 comments:
Posting Komentar