Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com

Minggu, Mei 13, 2012

Gizi Harian Kita. Perhitungan dan Pemenuhan Gizi Perorangan



            Yeeeeeee, akhirnya setelah 6 hari, diklat Hiperkes dan K3 yang materinya berupa higiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja berhasil diselesaikan dengan baik. Ya, lumayanlah ilmunya jika mau menjadi dokter perusahaan. Karena menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja RI no. 1 tahun 1976 dikatakan bahwa dokter perusahaan wajib mengikuti kursus hiperkes. Setidaknya satu persyaratan sudah dipenuhi.hehe
Dari 6 hari itu, ada satu ilmu yang ingin saya bagi disini yaitu tentang gizi. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi. Zat gizi yang terkandung dalam makanan dapat diartikan sebagai zat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang mempunyai nilai untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan (termasuk di dalamnya pergantian sel yang rusak dan pelindung tubuh) dan mencukupi energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Dengan kata lain, zat gizi berguna untuk mempertahankan keutuhan tubuh, aktivitas kerja, pengadaan tenaga atau energi  dan memelihara kekebalan tubuh.
Dalam hal ini terlihat bahwa gizi sangat terkait dengan kebutuhan energi yang diperlukan oleh seseorang. Dalam Prinsip-prinsip Ilmu Gizi, Suhardjo menjelaskan bahwa seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh. Seperti halnya stok makanan yang selalu diambil tanpa ditambah, energi itupun akan habis dan dapat mengakibatkan sesuatu yang lebih buruk yang disebut kekurangan gizi. Namun, bukan berarti kelebihan gizi, juga baik. kelebihan gizi juga justru menyebabkan beberapa keadaan komorbid. Gizi seimbang perlu diperhatikan dalam menu diet harian kita.
Dalam hal menjalankan proses kerja tubuh untuk mempertahankan proses hidup dasar yang utama, tubuh manusia membutuhkan energi minimal untuk menjalankan fungsi tersebut. Energi inilah yang disebut dengan Basal Metabolik Rate (BMR) atau Basal Energy Expenditure (BEE). Para ahli gizi umumnya menggunakan Formula Harris Benedict untuk memperkirakan kebutuhan kalori seseorang. Formula ini dapat digunakan untuk mengetahui prediksi kebutuhan kalori anak maupun orang dewasa, pria maupun wanita. Menurut formula ini, BMR/BEE dapat dihitung dengan rumus:

Jumat, Mei 04, 2012

6 Tahun yang Lalu


Aku Kangen, akhir-akhir ini, aku kangen. Aku kangen, teringat kau yang tak boleh aku ingat. Tentang kasih tak sampai. Sedih, teringat kenangan 6 tahun silam. Ya, tepat hari ini, tanggal ini, 6 tahun silam.  Aku masih mengingatnya dengan baik. Tepat hari ini, untuk pertama kalinya aku ucapkan kata "yang bagiku sakral" itu pada seorang wanita. Dan sampai sekarang belum pernah aku katakan lagi pada siapapun. Seorang wanita yang bagiku saat itu adalah sosok sempurna bak bidadari. Masih ingatkah kau saat-saat itu? Saat-saat sempit. Seakan tak akan ada waktu lagi untuk mengatakannya kecuali saat itu. Karena perpisahan akan segera menghampiri kau dan aku.

Ternyata aku juga bisa jatuh cinta. Cinta pertama yang akan mengawali cinta-cinta berikutnya. Tapi, apakah sudah ada yang bisa menggantikanmu? Awal-awal tahun perpisahan kau dan aku, tak ada. Namun, sampai kini hanya ada satu yang merasuk ke hati seperti apa yang pernah aku rasakan padamu dulu. Ya, Tak ada lagi.  Hanya satu. Tetapi apakah kau tergantikan? Tidak. Kau tetap di hati walau kau hanya bertengger pada posisi kedua. 

Oh, ya. Aku lupa menanyakan ini padamu. Apa kabar kau disana? Bagaimana hari-hari yang telah kau lalui semenjak kau dan aku berpisah. Dengan siapa kau sekarang? Aku hanya bisa memikirkanmu  saja tanpa tahu apakah kau juga memikirkanku. Aku tahu, pasti "tidak". Yang aku tahu hanya tinggal kota tempatmu saja. Tak lebih.  Foto-fotomu, Nomor Handphonemu, Telepon rumahmu, dan Alamatmu yang kau beri saat kau dan aku hampir berpisah pun aku tak memilikinya lagi. Semenjak kau dan aku berpisah, hanya satu kali aku bertemu kau lagi. Saat Ramadhan, 3 tahun silam.

Kamis, Mei 03, 2012

Klasifikasi dan Tatalaksana Tuberkulosis (TBC)


Gejala TB dapat dibagi menjadi gejala sistemik dan gejala respiratorik. Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami Demam tidak tinggi selama > 1 bulan, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik.
           Adapun gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung secara terus-menerus selama 3 mingggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah melibatkan brochus. Gejala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum. Dahak ini kadang bersifat purulent.
             Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang sering membawa penderita berobat ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula dengan rasa nyeri pada dada.            
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberculosis memerlukan suatu “definisi kasus” yang meliputi empat hal , yaitu:

Rabu, Mei 02, 2012

Tatalaksana Iritasi Akibat Cairan Paederin (Tomcat) P2L DepKes

Tomcat


Racun yang terdapat pada tomcat tidak diinjeksikan oleh tomcat tetapi dikeluarkan langsung di atas kulit. Racun tersebut akan menyebabkan terjadinya Dermatitis Kontak Iritan. Dermatitis Kontak Iritan akan terjadi akibat racun “paederin” (C25 H45O9N) yang ada didalam badan, kecuali disayap. Dermatitis terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga ini, atau secara tidak langsung,misalkan melalui handuk, baju atau barang lain yang tercemar racun paederin.


Gejala Klinis:

Mendiskripsikan Foto X-Ray


  • Foto Schedel AP/Lateral
o   Besar dan bentuk calvaria à normal/tidak
o   Tabula eksterna, diploe dan tabula interna à ada fraktur ?, kalsifikasi ?
o   Vaskular marking (garis pembuluh darah) à ada/tidak, banyak/sedikit, melebar/terputus
o   Convutional marking  (bayangan girus dan sulkus) à ada/tidak
o   Sutura coronalis, sutura sagitalis, sutura lambdoidea à terlihat/tidak
o   Sella tursica, Proc. clinoideus anterior et posterior
o   Garis fraktur à ada/tidak
o   SOL (space occupaying lesion)

  •  Foto Sinus Paranasal (SPN) Water’s
o   Sinus frontalis dextra et sinistra à cerah/ada perselubungan ?
o   Sinus maxillaris dextra et sinistra à cerah/ada perselubungan ?
o   Sinus ethmoidalis dextra et sinistra (sering tdk tampak) à cerah/ada perselubungan ?
o   Septum nasi à ditengah/deviasi ?
o   Concha nasalis inferior à hipertrofi/ normal

  •  Foto Cervical AP/Lateral

Yang Tersisa Dari Puskesmas Pembina Palembang

Kenangan dari Puskesmas Pembina
(Masa Kepaniteraan Klinik Senior)

Di Poli Gigi
Bersama Dokter Pembimbing (Ki-Ka: Irham, Vicky, Mbak Elza)

Untitled 6

"Kamu adalah baris pertama dari setiap alinea yang di dalamnya selalu menyebut kata rindu"

_Some One_

Selasa, Mei 01, 2012

Patofisiologi Komplikasi Diabetes Mellitus


               
               Jaringan kardiovaskular mempunyai kemampuan khusus untuk memasukkan glukosa dari lingkungan sekitar ke dalam sel. Namun, pada keadaan hiperglikemia kronik, down regulation tidak cukup terjadi sehingga sel akan kebanjiran masuknya glukosa.
                Hiperglisolia kronik akan mengubah homeostasis biokimia sel tersebut yang kemudian berpotenmsi untuk terjadinya perubahan dasar terbentuknya komplikasi kronik diabetes. Komplikasi tersebut melalui beberapa jalur biokimiawi seperti jalur reduktase aldosa, jalur stress oksidatif, jalur pleiotropik protein kinase C.
                Pada jalur redukatase aldosa, glukosa akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan diubah menjadi fruktosa oleh sorbitol dehidrogenase dengan memanfaatkan nikotinamid adenine dinukleotida. Penumpukan sorbitol dan fruktosa akan terjadi karena kedua zat ini bersifat hidrofilik sehingga penetrasi melalui membran sel berkurang. Sebagai akibatnya, maka poliol akan terakumulasi di dalam intrasel sehingg sel akan mengalami swelling dan pada vaskular akan terjadi kerusakan endotel yang akan menurunkan produksi NO.

Jadwal Imunisasi IDAI dan Dep. Kesehatan RI

 Jadwal Imunisasi Anak IDAI



Jadwal Imunisasi Departemen Kesehatan RI