Trigger finger/trigger digit/ jari macet adalah
gangguan umum terjadi pada usia dewasa ditandai dengan penangkapan, gertakan,
atau penguncian dari tendon fleksor jari terlibat, berhubungan dengan disfungsi
dan nyeri. Penyebab trigger finger ini bisa disebabkan oleh trauma
misalnya aktivitas yang berulang dan berat menggunakan jari-jari tangan atau
bisa bersifat idiopatik. Penderita diabetes mellitus dan rheumatoid arthritis
memiliki resiko lebih besar terkena kondisi ini.Mekanisme terjadinya keadaan
ini adalah adanya aktifitas-aktifitas fisik yang berat dan berulang-ulang pada
orang yang mempunyai kecenderungan pengumpulan cairan di sekitar tendon dan
sendinya seperti pasien diabetes mellitus dan rheumatoid artritis. Pengumpulan
cairan disekitar tendon ini menyebabkan terjadinya penebalan nodule tendon
(biasanya pada tendon m.flexor digitorum profundus) sehingga tendon yang
bengkak ini bisa mengganggu gerakan normal pada tendon. Adanya pembengkakan ini membuat mudah sekali tendon terjepit sehingga jari susah untuk difleksikan (macet) atau
terkunci pada posisinya dan mengakibatkan jari terasa sakit dan mengeluarkan
suara “klik” apabila usaha lebih keras diberikan.
Penyebab pasti dari trigger finger
belum diketahui dan belum pasti (idiopatic). Dimungkinkan akibat perubahan
morfologi nodule dan pulley seperti subluksasi m.ekstensor digitorum
communis, melekatnya ligamen kolateral dari sendi metacapophalangeal pada
prominen tulang pada sisi metatarsal, dll.
Orang dengan riwayat penyakit
collagen vascullar seperti rheumatoid artritis, diabetes mellitus, arthitis
psoriatis, amyloidosis, hipotiroid, sarkoidosis, dan pigmented vilonodular
synovitis memiliki faktor resiko lebih besar terkena trigger finger
dibandingkan orang yang yang tidak memiliki riwayat tersebut.
Manifestasi klinis dari trigger finger/stenosing
tenosynovitis adalah jari sulit untuk diluruskan atau ditekuk (jari seperti
macet atau terkunci) muncul biasanya dimulai tanpa adanya cedera. Gejala-gejala
ini termasuk munculnya benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan,
rasa tidak nyaman di jari dan sendi. Kekakuan akan bertambah setelah tidak
melakukan aktivitas. Kadang jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak atau
dilakukan usaha meluruskan atau menekuk akan dirasakan sendi seperti terjadi
dislokasi/ pergeseran sendi. Pada kasus yang berat jari tidak dapat diluruskan
bahkan dengan bantuan.
Dalam anamnesis kita dapat menemukan
pengakuan dari pasien bahwa pasien sering merasakan jarinya sulit untuk
digerakan namun tidak ada riwayat cedera sebelumnya apalagi pasien memiliki
faktor resiko penyakit yang dapat meningkatkan peluang terjadinya trigger
finger. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengeliminasi diagnosis banding pada
pasien dengan keluhan jari macet. Berdasarkan literatur, pemeriksaan penunjang
bukan merupakan gold standar dalam menentukan diagnosis dari trigger finger.
Justru anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah mencukupi untuk mendiagnosis
trigger finger.
Apabila kondisi ringan seperti
pasien ini, maka mengistirahatkan jari dapat membantu. Namun seringnya kasus
saat datang ke tenaga medis adalah kasus yang sudah tidak lagi ringan. Adapun
yang dapat dilakukan adalah terapi farmakologi (obat NSAID misalnya ibuprofen
atau injeksi steroid seperti prednisolone, dexamethasone, atau triamcinolone)
dan terapi pembedahan/operasi. Trigger finger bukanlah merupakan kondisi
berbahaya. Keputusan untuk melakukan pembedahan apabila tingkat keparahannya
tinggi yaitu apabila 2-3 kali injeksi steroid tidak berhasil dan nodule
congenital pada tendon yang tidak respon terhadap kortikosteroid.
Prognosis dati trigger finger ini
bonam; kebanyakan pasien berespon baik terhadap pengobatan dengan injeksi
kortikosteroid. Beberapa kasus ringan justru sembuh spontan. Selain itu pasien
yang ditangani dengan terapi pembedahan juga memiliki outcome yang baik. Adapun
eksaserbasi dapat terjadi apabila etiologi tidak ditangani dengan baik.
Sumber: Lupa.
2 comments:
good
injeksi steroid nya posisinya dmn? di nodul congenitalnya atau ckp Intramuscular saja? tks
Posting Komentar